18/04/12

Bacalah Demi Waktu (Wal ‘asr)



      Wal ‘asr,lompatan waktu (stage era) atau orang sering mengatakan “human being stage era” ditahapkan menjadi, era masa lampau (past era) , era masa kini (now era), dan era masa yang akan datang (future era). Masa lampau adalah masa ang sudah lewat, yaitu masa yang tidak bisa lagi kembali. Sedangkan masa kini adalah “kenyataan”. Kenyataan baik atau buruk,kenyataan manis atau pahit yang kita alami sekarang adalah hasil masa lampau. Kalau masa kini dirasakan lebih baik dari masa lampau tentunya harus kita syukuri dan nikmati. Sebaliknya, kalau masa kini dirasakan lebih buruk dari masa lampau , jangan disesali, hadapi dengan ikhlas dan introspeksi. Baik atau buruk adalah rule Allah (ketetapan Allah), tetapi setelah melalui proses usaha. Dengan kata lain, setelah berusaha dengan sungguh-sungguh dan panjang, hasilnya adalah “baik” atau “buruk”, itulah takdir. Pada setiap proses yang akan kita hadapi dan telah kita lalui, terdapat takdir atau ketetapan Allah.
      Masa yang akan datang adalah masa yang penuh mesteri. Kita tidak tahu apa yang terjadi atau hasil apa yang akan kita peroleh besok.
“Tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
                            QS Lukman ayat 34
Tetapi Allah Swt telah mengingatkan kita dalam Surat Al-Asr, “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakn amal saleh.....”. Kecuali yang beramal saleh” maksudnya, yaitu orang-orang yang mau bekerja, berusaha,dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Usaha dalam arti luas, yaitu bekerja, berfikir dengan membaca keadaan dengan fasilitas yang telah disediakan oleh Allah Swt berupa langit dan bumi (mafissamawati wal ardhi). Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang, kecuali kalau orang itu mau merubahnya sendiri, yaitu dengan beramal, bekerja dan membaca keadaan yang ada disekelilingnya. Membaca adalah mencari, menemukan, menelaah dan menyempurnakannya terus menerus ketetapan Allah atau hukum-hukum Allah. Ketetapan Allah adalah Al-Alim yang Maha Ilmu, jadi ketetapan Allah itu sudah ada , tetapi umat manusia disuruh menggali dan mencari dengan membaca.
      Ketika perintah membaca diturunkan melalui wahyu pertama oleh jibril, berkata, “Iqra’..... Bacalah....,nabi Muhammad Saw bertanya, “Ma iqra’,apa yang harus saya baca? Pertanyaan itu tidak dijawab, karena Allah menghendaki agar nabi dan umatnya membaca apa saja yang bermanfaat bagi manusia (bismi rabbika).
      Seorang raja Sisilia memiliki sebuah mahkota yang terbuat dari emas murni. Dia bingung karena tidak mengetahui berapa volume dari mahkota miliknya itu. Bentuk mahkota itu sangat unik, penuh dengan ukir-ukiran,sehingga sangat sulit untuk mnentukan volumenya. Kemudian para ilmuwan pada jamannya dipanggil untuk berusaha untuk mengetahui volume mahkotanya .Syahibul hikayat tersebut kisah, ada seorang ilmuwan ketika mandi,air keluar dari bath tubnya, lalu ia membaca, kenapa air keluar atau tumpah. Dia memperhatikan hal itu, air yang tumpah itu. Kemudian ia keluar dari dalam bath tub tersebut, dan diisinya kembali dengan air sampai penuh, lalu ia mencelupkan kakinya, kembali airnya tumpah.Diperhatikannya kenapa air tumpah, ketika ia memasukan anggota badannya. Aha, dia menemukan jawabannya. Tiba-tiba saja sang ilmuwan itu berteriak, “Eureka (saya dapat”), Eurka ,Eureka. Setelah berpakaian rapi ,ia bergegas menemui raja, dengan berbinar-binar ia mengatakan bisa menemukan jawabannya. Dihadapan sang raja, dia memasukan mahkota itu ke dalam suatu tempat (bejana) yang terisi penuh air. Lalu air yang tertumpah dimasukan ke dalam gelas pengukur, maka terjawablah volume mahkota emas yang penuh ukiran itu. Sang ilmuan itu bernama Archimedes, yang kemudian namanya diabadikan untuk mngingat hukum bahwa,berat/masa jenis benda adalah beratnya dibagi volume.
      Archimedes telah membaca air yang  tumpah, ketika dirinya masuk ke dalam bath tubnya. Kemudian ia meneliti, menelaah, dan mempelajari hal itu secara sungguh-sungguh. Akhirnya ia berhasil melihat salah satu ketentuan Tuhan, yaitu hukum Archimedes. Yaitu suatu ketetapan milik Tuhan yang dilihat dan dibaca oleh Archimedes. Archimedes telah memanfaatkan waktu, masa lalu, masa kini,dan masa yang akan datang. Demi masa (Wal asr) dan ayat pertama, Bacalah (Iqra’).
“Allah meninggikan derajat bagi kaum yang senantiasa berfikir (Al –Hadist)”. “Katakanlah, samakah orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu” (QS Azumar ayat 9)
Pertanyaannya, kenapa Tuhan memberikan ilmu melalui Archimedes? Karena Tuhan tidak pilih kasih, Tuhan memberikan ilmunya kepada siapa yang mau membaca. Tuhan Maha Rahman, Maha Rahim, karena setiap manusia diciptakan Allah Swt mempunyai suara hati (kalbu) berupa Al Alim yang bersemayam di setiap jiwa manusia, sebuah dorongan untuk “belajar”. Dorongan itu ada pada Aechimedes yang telah memanfaatkan waktu dan membaca, ada pada Albert Einstin yang menemukan hukum kekekalan energi, kedahsyatan energi atom dengan rumus : E=Mc^2 . Ada pada Thomas Alfa Edison yang mnemukan lampu pijarnya. Ada pada Prof. Howard Aiken yang menemukan komputer pada tahun 1937, dan masih banyak lagi ilmuwan yang berfrestasi untuk kesejahteraan manusia. Mereka-mereka itu telah memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan membaca keadaan alam ciptaan Allah Swt.
      Teori-teori mereka itu, dipelajari terus menerus oleh orang lain dengan menyempurnakannya. Sebetulnya, dorongan untuk belajar ada juga pada kita, hanya kita tidak mau membaca, belajar sungguh-sungguh dengan memanfaatkan waktu. Waktu banyak kita lewatkan begitu saja. Bukan kita saja, tetapi mungkin juga bangsa kita, bangsa Indonesia, yang tertinggal terus dibanding negara-negara lain, padahal sumber kekayaan alam Indonesia berimpah.Menurut data dari World in Figure (Harian Pikiran Rakyat Juli 2006) mencatat bahwa, lada putih, pala, LNG dan kayu lapis Indonesia penghasil nomor 1(satu) di dunia. Karet dan timah nomor 2(dua) , tembaga, batu bara,minyak dan ikan termasuk 10 (sepuluh) besar dunia. Indonesia memiliki 325 jenis flora dan fauna. Padahal Tuhan telah menyuruh kita dalam ayat-ayat-Nya dalam Surat Al-alaq dan Al ‘Asr.
“Bacalah, Tuhan-Mulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar dengan kalam, mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Lihat saja negara Jepang,ekonominya maju pesat melampaui negara-negara lainnya. Hasilnya menakjubkan, karena mereka telah membaca, belajar, meyempurnakan terus menerus  dengan memanfaatkan waktu. Kaum mudanya dikirim oleh pemerintahnya ke berbagai negara di kawasan Eropa dan Amerika secara besar-besaran , dengan tujuan membaca atau belajar. Semua buku-buku barat diterjemahkan kedalam bahasa Jepang sehingga memudahkan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dunia barat. Buku-buku itu dijual dengan harga yang murah, untuk mendorong agar bangsa Jepang gemar membaca. Hal ini dapat dilihat dimana-mana di Jepang, baik di kereta, di bus,atau dimana saja, hampir semua membaca. Setelah semua ilmu pengetahuan telah mereka serap dan mereka kuasai, maka mereka menyempurnakannya lagi. Contoh, produksi mobil di Amerika Serikat seperti Chrysler, Ford, atau Chevrolet umumnya berbentuk besar, berat, dan boros bahan bakar. Oleh bangsa Jepang hal itu bibaca, dicermati, dievaluasi, dan pada akhirnya disempurnakan. Kemudian lahirlah industri mobil Jepang yang memproduksi mobil yang ringan, murah, dan hemat bahan bakar.Seperti kita ketahui saat ini industri mobil Jepang bisa dikatakan telah menguasai sebagian besar pangsa pasar jenis mobil sedan, seperi merk Honda, Toyota, atau Suzuki. Ini contoh nyata dari suatu kebiasaan membaca, kebiasaan berfikir, dan kebiasaan mengevaluasi dan menyempurnakan.
      Itulah contoh nyata dari hasil Iqra’ dan Al-Asr yang telah difirmankan Allah Swt 1400 tahun yang lalu.[DP : 2]
Wallahu a’lam.                                                                      
                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar