18/04/12

Tiga Missi Hidup Manusia



      Sepantasnya kita kagum kepada 3(tiga) macam orang, yaitu : Pertama ,adalah orang-orang suci ,yang ditengah-tengah kondisi sekitarnya penuh godaan, ia dapat tetap menjaga kesucian hatinya, yaitu mempertahankan bahkan meningkatkan cintanya pada Allah.Ini sungguh tidak mudah, dunia penuh dengan distraktor, pengganggu konsentrasi. Sungguh sulit untuk tetap bisa mempertahankan kesetiaan pada Allah. Karena itu pada tingkat tertinggi sudah seharusnya mengagumi para nabi, atau orang-orang sederhana di sekitar rumah kita ,yang setiap adzan dikumandangkan dengan setia pergi ke masjid, tidak peduli apapun kondisinya, hujankah, panaskah, sedang ada acara TV yang menarikkah, atau sedang pestakah, mereka tetap saja dengan setia memenuhi panggilan Allah. Apakah kita bisa seperti itu? Terkadang kita tergoda oleh kantuk, oleh kesibukan atau perasaan malas.
      Yang Kedua,orang yang pantas kita kagumi adalah orang-orang besar yang dengan caranya masing-masing telah memberikan kontribusi besar kepada orang lain. Mereka telah merubah wajah dunia, seperti Mahatma Gandhi, Thomas Alfa Edison ,Albert Einstein dan banyak lagi.
      Hidup ini hanya sekali dan sebentar, sudah selayaknya kita berusaha untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk hidup orang lain, untuk generasi berikutnya. Tidak harus selalu berupa sesuatu yang besar yang mengubah dunia. Bahkan sesuatu yang kecilpun, misalnya anda dapat menyumbangkan pikiran lewat “buletin kecil kecilan ”pun pantas juga kita kagumi. Orang yang telah memberikan kontribusi besar, termasuk ibu kita, melahirkan kita dengan penuh pengorbanan dan dedikasi demi kebaikan dan kesuksesan anaknya, patut pula kita kagumi. Seharusnya kitapun berfikir merenungkan apa yang telah pernah kita perbuat dan kontribusikan untuk kehidupan orang lain, saudara-saudara kita umat manusia? Mestinya sedih, jika jawabannya adalah “belum apa-apa”.
      Yang Ketiga, orang yang pantas kita kagumi adalah jenis orang yang sanggup menempa dirinya, mengolah potensi dan bakatnya dengan kerja keras sehingga mampu mencapai titik optimal. Hallen Keller, wanita pertama buta tuli yang dapat meraih gelar sarjana, karena ia berusaha dengan kerja keras dan ia dapat mengolah potensi dan bakatnya secara optimal. Para atlit kelas dunia, seniman dengan karya-karya agungnya, sungguh membuat kita terkagum-kagum ,karena untuk mengoptimalkan potensi hingga titik maksimal itu sungguh butuh perjuangan, kegigihan, konsentrasi yang tinggi.Sukses adalah satu persen dari bakat, sembilan puluh sembilan persen adalah kerja keras, begitu kata Thomas Alfa Edison, maka salah besar jika kita menyia-nyiakan bakat dan potensi yang dikaruniakan Allah Swt pada kita.”Janganlah selalu membidik, tapi tidak pernah membukakan pelatuk untuk menembak”.
      Jadi, dari ketiga macam tipe orang tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran kebesaran seseorang atau tolok ukur kebaikan seseorang adalah seberapa dekat dia dengan Allah Swt, seberapa manfaat dia sesama manusia, dan seberapa optimal ia mampu untuk mengembangkan potensi dirinya dan memperbaiki diri terus menerus.
      Ketiga kekaguman di atas mengantarkan kita pada sebuah motto dan missi hidup,”Hidup ini intinya adalah mencintai Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, menjadi berkah bagi umat manusia, dan mengembangkan diri terus menerus, yang berorientasi untuk menggapai ketenangan batiniah”. Karena,” Kita pasti akan kembali ke Tuhan kita” (QS Az-Zukhruf ayat 14).
      Kesadaran itu yang mendorong manusia untuk terus berbuat dan berjuang dengan sebaik-baiknya di muka bumi ini hingga akhir hayat. Manusia berusaha sekuat tenaga yang mengharap ridha Allah Swt. Kesadaran akan adanya hari kemudian adalah pusat dari segala integritas sekali gus pemenuhan akan dahaga batiniah. Suatu kesadaran bahwa segala tindakan dan hasilnya kelak dirancang untuk tidak berhenti hingga dunia saja, tapi juga hingga hari keadilan tiba. Karena itu teruslah berjuang dengan sebaik-baiknya, siklus tidak hanya berhenti sampai disini, masih ada siklus lanjutan.
      Dengan kesadaran itu akan menghasilkan sebuah karya terbaik manusia untuk berbuat secara maksimal. Namun ungkapan di atas, janganlah diartikan menjadi suatu pengertian bahwa hidup di dunia ini tidak penting,dan kehidupan akhiratlah yang lebih utama, tanpa mau berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh di dunia. Tuhan menurunkan dan menciptakan anda sebagai wakil Tuhan di muka bumi ini, justru bertugas sebagai” rahmatan lil alamin”. Kalau anda idak mau berjuang dan tidak pernah memberikan upaya, bagaimana Tuhan menimbang pekerjaan dan usaha yang telah anda berikan selama anda bertugas di dunia ini? Berikan yang terbaik di dunia, maka niscaya kemenangan akan anda raih, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
      Tuhan tidak menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia. Dibawah ini akan disampaikan perkataan manusia di hari “ pembalasan”, menurut firman Allah  QS Al Fajr ayat 24 sebagai berikut:
“Ia (manusia) berkata, Aduhai ....Sekiranya dahulu kubuat persiapan untuk hidupku ini”.
Wallahu a’lam.[DP : 16 dan DP: 2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar